Sudah sepatutnya seorang muslim paham akan sistem penanggalan hijriyah, sebab setiap bulan pada kalender yang dibuat dari asal mulanya Hijrah Rasulullah itu memiliki keutamaan masing-masing dan pastinya setiap bulan tersebut terdapat hari-hari puasa sunnah (Ayyaamul Bidh) maupun wajib (Ramadhan).
Bagi seorang muslim anda pasti tahu bahwa Dzulhijah adalah bulan terakhir dalam penanggalan tahun hijriyah, artinya sebentar lagi pergantian tahun hijriyyah akan segera terjadi. Namun sebelum itu kita tahu bahwa bulan Dzulhijah ini sangat banyak keutamaan-keutamaannya.
Bulan dilaksanakannya ibadah Haji yang merupakan Rukun Islam yang ke-5. Tentu pelaksanaan ibadah tersebut sudah menjadi tradisi umat muslim khususnya Indonesia, mengapa saya katakan demikian? Sebab Indonesia merupakan negara muslim yang jamaahnya paling banyak dibandingkan negara lain, bahkan antrian jamaahnya untuk melaksanakannya menunggu hingga 30-40 tahun lamanya sehingga sekarang banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya yang masih balita.
Perlu diketahui bahwa fenoena tersebut tidak akan membuat pengelola pelaksanaan Haji 'kapok', dan bagaimana mungkin seorang yang melakukan ibadah dan menghadap Tuhannya berjuang untuk mengharapkan keridhoan-Nya.
Sebagai seorang muslim pasti mengetahui bahwa Dzulhijah terdapat hari raya Idul Adha, yaitu hari dimana disunnahkannya untuk berkurban, bahkan ada yang mengatakan hukum dari berkurban adalah wajib. Sebab perintah berkurban terdapat dalam Al-Qur'an Surah Al-Kautsar ayat 2 "Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan Berkurbanlah". Namun ada juga yang mengatakan bahwa berkurban merupakan Sunnah Muakkadah, artinya berkurban sangat dianjurkan bagi yang mampu melakukannya dan memiliki lebih dari cukup hartanya.
Saat ini kebanyakan dari dilaksanakannya kurban adalah pembagian dari penerima daging kurban tesebut. Orang-orang besar di kota yang banyak melakukan kurban tekadang salah melakukan pembagiannya. Ada yang sistem pembagiannya melalui kupon dan biasanya orang-orang yang memiliki kupon tidak termasuk orang yang termasuk penerima yang lebih didahulukan. Lalu bagaimanakah berkurban dengan cara yang efektif dan pembagian kepada yang lebih membutuhkan?
Pembagian hewan kurban sebaiknya didahulukan kepada orang yang fakir miskin, karena dilihat dari kekurangan materi yang dimilikinya, dan juga fakir miskin adalah salah satu syarat penerima zakat. Bukan berarti melarang untuk bebas memberikan daging kurban kepada siapapun, tetapi bagaimana caranya kita sebagai muslim dapat memberikan kebahagian kepada orang yang tak dapat merasakan kecukupan materi berupa harta.
Kita tahu bahwa daerah-daerah plosok desa yang banyak sekali kesenjangan sosial diantara mereka dan sedikit sekali orang yang mampu untuk berkurban didaerah itu. Dan perlu diketahui mereka sangat membutuhkan perhatian kita dalam hal ini, karena kebutuhan mereka sangat besar dibandingkan dengan orang-orang yang berada di kota, sebab di kota banyak sekali orang-orang yang berkurban tetapi kebanyakan penerima daging mendapatkan berlipat-lipat kantung.
Maka dari itu kita harus memberikan perhatian ini dengan berkurban dan didistribusikan ditempat yang lebih banyak orang fakir miskinnya yang bisa jadi jarang terdeteksi oleh pemerintah daerah, dan bahkan bisa jadi di plosok-plosok desa tidak mengetahui apa itu kurban. Dan akan lebih baik dan besar pahalanya jika melakukannya untuk keserataan penerima daging kurban, karena kita dapat berbagi kepada orang-orang yang fakir miskin, artinya memakmurkan mereka.
Mari kita berkurban dengan membantu saudara-saudara kita yang jauh dari kesejahteraan, apabila kita dapat menyejahterakan mereka maka Allah tak sungkan memberi kebaikan kepada kita selaku hambanya yang membantu sesama.
NB: Rumah Kepemimpinan menyediakan pengelolaan hewan kurban dengan berbagai pilihan dan jenis-jenis hewan kurban.
Lihat : http://qurban.rumahkepemimpinan.org/
Saat ini kebanyakan dari dilaksanakannya kurban adalah pembagian dari penerima daging kurban tesebut. Orang-orang besar di kota yang banyak melakukan kurban tekadang salah melakukan pembagiannya. Ada yang sistem pembagiannya melalui kupon dan biasanya orang-orang yang memiliki kupon tidak termasuk orang yang termasuk penerima yang lebih didahulukan. Lalu bagaimanakah berkurban dengan cara yang efektif dan pembagian kepada yang lebih membutuhkan?
Pembagian hewan kurban sebaiknya didahulukan kepada orang yang fakir miskin, karena dilihat dari kekurangan materi yang dimilikinya, dan juga fakir miskin adalah salah satu syarat penerima zakat. Bukan berarti melarang untuk bebas memberikan daging kurban kepada siapapun, tetapi bagaimana caranya kita sebagai muslim dapat memberikan kebahagian kepada orang yang tak dapat merasakan kecukupan materi berupa harta.
 |
| Warga plosok mengantri pembagian hewan kurban |
Maka dari itu kita harus memberikan perhatian ini dengan berkurban dan didistribusikan ditempat yang lebih banyak orang fakir miskinnya yang bisa jadi jarang terdeteksi oleh pemerintah daerah, dan bahkan bisa jadi di plosok-plosok desa tidak mengetahui apa itu kurban. Dan akan lebih baik dan besar pahalanya jika melakukannya untuk keserataan penerima daging kurban, karena kita dapat berbagi kepada orang-orang yang fakir miskin, artinya memakmurkan mereka.
Mari kita berkurban dengan membantu saudara-saudara kita yang jauh dari kesejahteraan, apabila kita dapat menyejahterakan mereka maka Allah tak sungkan memberi kebaikan kepada kita selaku hambanya yang membantu sesama.
NB: Rumah Kepemimpinan menyediakan pengelolaan hewan kurban dengan berbagai pilihan dan jenis-jenis hewan kurban.
Lihat : http://qurban.rumahkepemimpinan.org/
No comments:
Post a Comment