Our Blog

Kemerdekaan bukan hanya tentang kolonial

Mendaki gunung adalah hal yang sangat disukai pemuda saat ini, yang biasanya dilakukan dengan berkelompok dengan motivasi masing-masing pendaki. Tentunya hal yang diharapkan oleh setiap pendaki adalah mencapai puncak tertinggi pendakian dan mereka akan melakukan apapun yang mereka inginkan disana, entah itu mengambil gambar/ video, menikmati indahnya langit, dan kegiatan apapun mereka disana.
Hari Kemerdekaan adalah waktu yang tepat untuk melakukan pendakian dan menancapkan bendera kebanggaan bangsa, Tujuh belas Agustus bukan lagi hanya tentang upacara bendera, berlomba antar tetangga, ataupun panjat pinang, tetapi dengan mengangkat semangat untuk membangun Negara Indonesia menjadi negara merdeka yang bukan hanya lepas dari masa kolonial. Bagaimana kami melakukannya?
Rumah Kepemimpinan Regional 2 Bandung menggunakan momentum kemerdekaan dengan mendaki dan memiliki tujuan tertentu yaitu upacara di puncak tertinggi. Gunung Guntur bertempat Garut Jawa barat adalah tempat yang didaki oleh mereka pada pendakian kali ini, dengan membawa semangat perjuangan dan melepaskan masing-masing ego dalam diri mereka, yaitu melantangkan Idealisme Kami sekaligus pelantikan kabinet asrama mereka, mengulang teks Ploklamasi kemerdekaan, dan pastinya dokumentasi untuk menebar manfaat bagi yang tidak ikut serta pendakian.
Upacara Bendera Rumah Kepemimpinan Regional 2 Bandung
Puncak Gunung Guntur Garut
Rabu,17 Agustus 2016
Kami menjelma seperti asing di kalangan orang-orang yang juga mendaki disana, menjadi pusat perhatian mereka pada kemeriahan di Hari Kemerdekaan itu. Walaupun banyak sekali yang melantangkan lagu Indonesia Raya di pucuk gunung itu, namun hanya kami yang berbeda diantara mereka. Bukan itu tujuan kami untuk melakukannya, hanya saja kami ingin mengingatkan pada mereka bahwa Indonesia bukan hanya membutuhkan kemerdekaan dari penjajahan oleh kolonial, tapi dalam pola pikir dan gaya hidup mereka merdeka dari penjajahan asing.
Betapa berharganya keringat para pahlawan negeri yang berjuang turun naik gunung, keluar masuk hutan, berenang, dan berlari-lari untuk mempertahankan nusantara sekalipun hanya sebatas menggunakan bambu yang diruncingkan bahkan hanya kepalan tangan dari modal materi mereka, tapi modal pikiran dan semangat juang mereka tidak pantang menyerah untuk mengibarkan bendera merah putih 71 tahun lalu. Dan apabila bangsa saat ini hanya diperingati dengan 'euforia' yang tidak mencerminkan kepahlawanan, apalah arti bangsa Insonesia saat ini? apalagi para pemuda bangsa saat ini adalah orang-orang yang strategis untuk melakukan pembangunan negeri yang ideal.
Itulah beberapa amanat upacara yang diberikan oleh alumni PPSDMS/RK sekaligus manager regional 2 Bandung Kang Tofa.
Beliau juga mengatakan bahwa Indonesia saat ini sudahlah merdeka, tetapi masih ada penjajahan yang bisa jadi lebih membahayakan dari penjajahan masa lalu yaitu penjajahan pikiran (Ghozul Fikr) dan media asing yang selama ini merajalela di negeri ini. Bukan berarti media mereka selalu buruk bagi Indonesia, tetapi kebanyakan dari itu kekayaan negeri ini bukan lagi dikuasai oleh diri sendiri melainkan mereka yang asik mengambil segala kekuasaan negeri ini.
Saat ini adalah waktu yang tepat untuk bangkit dari tertidurnya negeri yang seharusnya sudah lama bangkit, kita sadarkan kepada mereka yang belum paham akan kekayaan alam negeri ini, jangan lagi menunggu tahun 2045 sebagai puncak dari seratus tahun kemerdekaan sebab belum tentu kita dapat merasakan momentum itu dan bisa jadi pada tahun itu dunia ini sudah tiada. Lantas apa yang harus kita katakan kepada para pejuang negeri ini? ketika kita ditemukan di forum (Padang Masyar) yang tidak ada lagi yang dapat berbohong dan segala amalan apa yang kita berikan kepada negeri yang kita gunakan sebagai tanah kehidupan kita?.
Berdirinya suatu negara adalah sebuah anugerah dari Allah, namun berdirinya negara tak lepas dari peran para pemuda negeri ini, bahkan Soekarno pernah bilang "Berikan aku seribu orang tua maka akan aku cabut Semeru dari akarnya, tetapi berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku guncangkan dunia", sebuah kata-kata yang familiar didengar namun enggan dilakukan. Jika diartikan secara harfiah memang sangat mustahil, tetapi yang beliau maksud adalah bahwa pemuda sangat berperan dalam kebangkitan suatu negeri.

Dirgahayu Indonesiaku

No comments:

Post a Comment

Pemimpi Muda Designed by Templateism | MyBloggerLab | Published By Gooyaabi Templates Copyright © 2014

Powered by Blogger.