Our Blog

Hari Pahlawan, Kita Mau Ngapain?


Sepuluh November 1945 adalah peristiwa kepahlawanan di Surabaya, yaitu ketika para pejuang-pejuang berperang melawan sisa-sisa kolonial setelah ploklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus tahun yang sama, dan pertempuran itu merupakan pertempuran pertama setelah kemerdekaan. Perlawanan ini dilakukan oleh tantara Inggris dengan misi mengembalikan administrasi pemerintahan Belanda untuk merebut kembali pasca kemerdekaan, ketika itu tantara Inggris berhasil mendarat di Surabaya tanggal 25 Oktober 1945.
Perlawanan dari rakyat Surabaya atau biasa disebut arek-arek Suroboyo sangat mengejutkan, lagi-lagi bermodal bambu runcing dan orasi seorang pahlawan. Semangat pahlawan bukan hanya dihadirkan oleh para tokoh-tokoh pahlawan saja, namun para kyai-kyai dan santri-santrinya juga turut berandil dalam pertempuran 10 November itu.
Seorang pahlawan nasional menyemangati untuk mengukuhkan sebuah perlawanan terhadap kolonial, Bung Tomo berorasi dengan berasaskan Islam, di sebutkan di akhir orasi dengan lantang berteriak Takbir (Allahu Akbar, Allahu Akbar). Dan ini berpengaruh pada semangat membebaskan rakyat dari belenggu kekolonialan, dan tentunya bukan tentang siapa yang melawan kolonial, tapi apa yang mereka kontribusikan terhadap tanah air bangsa ini.
Tepat pada hari ini, tujuh puluh satu tahun yang lalu, Surabaya bergemuruh dengan pengorbanan para santri, mahasiswa, pelajar, dan para pemuda tentunya. Ribuan korban pertempuran menjadi genangan darah yang tak terlupakan. Hari ini, apa yang kita lakukan untuk memperingati para pahlawan dan pemuda-pemuda yang rela membela tanah legenda para pejuang kemerdekaan.
Saat ini, apa yang kita lakukan untuk memperingati hari pahlawan nasional? Dan apa yang dilakukan para pemuda hari ini?
Ayo kita bangun kembali semangat juang para pahlawan nasional, kita lakukan value-value yang dicontohkan oleh pejuang-pejuang kemerdekaan. Sebuah momentum yang tepat untuk mendoakan para pahlawan kita, momentum 10 November tidak akan terlupa oleh anak cucu serta keturunan kita, sebab negeri ini butuh mereka yang akan melanjutkan estafet perjuangan kemerdekaan di bidang lain.
Indonesia berdiri bukan hanya di tanah ploklamasi, bukan hanya di tanah lautan api, bukan hanya di tanah Ambon, dan juga bukan hanya di tanah Banten, tetapi Surabaya berdiri untuk menunjukkan sebuah value pasca kemerdekaan.
Oleh karena itu, pemuda hari ini adalah pemegang estafet yang akan membangun Indonesia dari belenggu penjajahan media. Kita perbaiki kembali media yang sudah tak terbendung dan tak terfilter dengan baik. Peluang Indonesia lebih bermartabat serta menjadi negara maju sangat besar, karena pemuda Indonesia hari ini akan menjadi pemimpin peradaban Indonesia maju.
Banyak sekali PR yang harus dilakukan untuk menunjukkan sifat kepahlawanan, dan value yang mahal diberikan oleh pahlawan kita jangan disia-siakan begitu saja. Semangat kepahlawanan, semangat Indonesia. Allahu Akbar.


No comments:

Post a Comment

Pemimpi Muda Designed by Templateism | MyBloggerLab | Published By Gooyaabi Templates Copyright © 2014

Powered by Blogger.