Tanah kelahiranku sudah berubah.
Berubah dan sangat jauh berbeda sejak aku pergi untuk mengembangkan
pendidikanku sejak sekolah dasar. Perbedaan yang sangat terasa bukan hanya pada
bangunan-bangunan yang baru, tetapi nilai manusia yang sangat berubah dan telah
membudaya.
Jakarta, bukan sekadar ibu kota yang
menjadi pusat pemerintahan bagi setiap wilayah negeri ini, bukan juga hanya
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi negeri ini. Tetapi, Jakarta juga merupakan
contoh sebuah karakter bangsa tanah air ini, sebab siapapun ingin berkunjung ke
tanah air, langkahi dulu ibu kotanya.
Jakarta memang bukan milik orang
Betawi, Jakarta milik semua orang di tanah air. Seperti yang lain, Jakarta
hanya tempat yang sama derajatnya di negeri ini. Hanya saja Jakarta memiliki
amanah besar sebagai pusat tanah air.
Jakarta tidak seistimewa Yogyakarta,
tidak seindah kembang Bandung, tidak semenarik Bali, tidak sebersih Balikpapan,
tidak juga seadem Solo. Tetapi setiap orang yang datang ke Jakarta mampu
mengistimewakannya, mengembangkan keindahannya, dan berkontribusi untuk
mewujudkan sebuah persatuan tanah air. Begitulah nilai manusia yang benar-benar
ingin merubah kota ini.
Apabila Engkau membaca tulisan ini, pastilah
mengakui bahwa Engkau memiliki misi yang baik bagi kami. Misi yang kau tawarkan
terlihat matang dan terukur, walaupun terkadang media melemahkan semangatmu. Bahkan
perkataanmu memiliki nilai yang sangat santun kepada siapapun.
Engkau tahu bahwa Jakarta lahir dari
keringat-keringat orang-orang yang baik dan santun terhadap sesama. Jakarta
lahir dari darah dan harta para pemuda asli negeri ini. Engkau pastilah lebih
fasih dalam membicarakan kota ini, dan ketahuilah bahwa tanah kelahiran ini
tidak lebih dari sekadar tempat yang hendak aku perjuangkan dan akan aku
kongkretkan misimu.
Kota ini hanya kota kecil yang tidak
lebih dari para pendatang yang membawa budayanya masing-masing. Tetapi,
sekarang aku sudah tidak lagi melihat budaya asli tanah lahir ini sejak lima
tahun lalu. Bisakah engkau kembalikan budaya itu kembali hadir di kota ini? Aku
yakin engkau dapat melakukannya. Budaya suku kami walau cara bicaranya keras,
tetapi kami memiliki hati yang lembut.
Kami terbiasa dengan hal-hal
religius dan menjalankan kewajiaban agama yang taat pada orang tua, guru, dan
pemimpin-pemimpin kami. Kami inginkan pemimpin yang bisa menjadi imam sholat
bagi kami, apakah engkau bisa sholat? Kami yakin engkau bisa, dan kami pun
sering melihat engkau sholat.
Sungguh kami telah berterimakasih
kepada engkau yang telah menjadi bagian dari tanah kelahiran ini. Semoga Allah
ridho akan perjalananmu dalam memperjuangkan kota ini, dan tahukah bahwa kami
senang ketika engkau mampu merubah banyak pada Pendidikan di negeri ini, dan
itu membuat kami semakin yakin dengan kehadiranmu saat ini.
Sekarang
adalah waktunya untuk mengeksekusi setiap misi yang telah engkau tawarkan,
mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan untuk mencapai dan merealisasikan mimpi
kita bersama, karena Jakarta layak untuk diperjuangkan bersama-sama.
No comments:
Post a Comment